Enge Rika Lilyana

Menuangkan ide dalam bentuk tulisan adalah mimpi awal bagi saya. Menghasilkan karya dalam bentuk buku adalah salah satu mimpi yang harus diwujudkan. Salah satu ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Lelaki dalam Amplop Tantangan Gurusiana Hari ke-83
Aku dan Ludy seharusnya kembar.

Lelaki dalam Amplop Tantangan Gurusiana Hari ke-83

Lelaki dalam Amplop

                       Oleh

Enge Rika Lilyana. S.Pd

              SMP Negeri 2 Tamanan

 

               Semua makhluk berharap bisa bertemu matahari esok pagi. Setelah melewati malam yang gelap dan sepi. Begitupun aku. Ketika pagi ini sinar matahari menyapa di jendela kamarku, menandakan waktunya berangkat kuliah. Ludy telah menungguku di depan kos. Masih ada satu jam untuk sarapan dulu. Ludy dan aku sengaja mampir ke Warung Pak Romli. Entah bagaimana aku bisa enak banget ya sarapan. Nasi pecel dan dadar telur serta teh hangat mampu menjadi energy. Ludy, selalu minta makanan yang sama denganku. Katanya sama itu mengurangi masalah tanpa masalah. Memangnya pegadaian? Mungkin dulu aku dan dia akan diciptakan kembar cuma tempatnya saja beda. Keanehan juga terjadi saat sedang regestrasi mata kuliah, ternyata tanggal dan bulan kelahiran kami sama. Kenapa bisa begitu?

              Bukan hal yang aneh jika sifat aku dan Ludy hampir sama. Sejak mengenalnya belum sekalipun kami beda pendapat. Ludy lebih banyak mengalah dan selalu memberi kesempatan aku untuk memutuskan sesuatu. Kadang aku bertanya ini orang atau malaikat sih kok tidak pernah marah? Bahkan dia pernah bilang untuk apa bertengkar hal yang tidak berguna, waktu bersama saja hanya sebentar. Baru kali ini aku menemukan cowok yang hatinya bening banget persis pudding. Atau ini semacam drama untuk menarik simpati saja? Entahlah!

              Sepulang kuliah Ludy sengaja duduk di teras kosku katanya minta tolong kalau besok sempat ke pasar mau titip sesuatu. Makanan kesukaannya. Dia sengaja mengeluarkan uang sebagai bukti dia selalu membuat orang lain nyaman. Hal sederhana yang tidak disadari oleh banyak orang bahwa memudahkan orang lain akan dibalas kemudahan pula baginya. Saat itu pula dari kejauhan ada suara pak pos kencang banget. Aku agak deg-degan karena sampai hari ini aku belum menyampaikan pada Ludy bahwa aku mendapatkan sepucuk surat dari seseorang.

              “Pos! Pos!” Pak pos selalu begitu jika lewat di depan kos. Kadang suka jahil membuat penasaran teman-temanku. Teriak-teriak banter banget sambil bilang “Pos!” namun saat temanku bertanya apakah ada wesel atau surat. Dengan ringannya pak pos bilang tidak ada apapun untuk kosku, teriak pos karena ingin lewat saja. Semua temanku teriak marah sambil tertawa. Itulah keseruan pak pos. Lucu dan kadang bikin keki. Untuk saat ini suara pak pos bukan guyonan atau jahil tapimpak pos berhenti di hadapanku dan Ludy. “Mbak, ada surat!” Aku menerima surat dengan rasa agak grogi. Apalagi di sebelahku ada Ludy. “ Ada surat? Dari siapa?” Aku tidak langsung menjawab pertanyaan Ludy, pura-pura sibuk membetulkan tempat duduk. “OK! Aku pulang dulu ya, ingin istirahat dulu!” Aku hanya mengangguk dan membukakan pintu gerbang untuk Ludy.

              Ini kali kedua surat tanpa nama datang. Tak ada kesan dia itu ingin tahu apakah aku sudah ada cowok atau belum. Mengirim surat memang bukan kesalahan namun membuat Ludy jadi tak enak hati. Perlahan kulangkahkan kakiku menuju kamar. Setidaknya aku telah berusaha menyimpan perasaan bahagiaku sendiri tanpa ada orang lain yang tahu. Aku tak ingin merusak kebahagiaanku dengan membaginya kepada orang yang tak peduli bagaimana cara menjaga hati. Di dalam kamar sengaja aku membuka surat dengan perlahan.

Seperempat malam aku terjaga

Untukmu yang ingin kujadikan pelabuhan hatiku

Sebelumnya aku meminta maafmu meskipun hanya sepotong. Itu pasti akan kau beri karena kutahu kau baik banget. Entah bagaimana aku bisa sejujur ini padamu. Sedangkan pada mimpiku aku enggan untuk bercerita bahwa ada seseorang yang selalu ingin kusapa. Maafkan jika aku tak bisa beranjak sedikitpun darimu. Tak perlu kamu bertanya siapa dan di mana aku. Dari jauh aku tetap berdoa Tuhan memberikan saat ayng terbaik untuk kita bersama.

Memandang kamu dari jauh tidaklah penting bagiku. Merasa dekat denganmu adalah satu karunia yang tidak semua Tuhan beri. Aku bersyukur tetap bisa memandangmu. Melihat senyummu. Dan cemburu bila seseorang berada di dekatmu. Tidak perlu berpikir apapun tentang aku. Aku hanya meminjam sedikit waktu pada Tuhan untuk setia padamu. Kelak kamu akan tahu siapa sebenarnya pangeran berkuda yang akan dating membawakan seikat mawar merah untukmu.

Pengagummu

 

              Kehadiran surat yang kerap membuatku melayang. Bukanlah hal yang biasa. Namun bagaimana aku tidak memikirkannya. Dia sudah cukup menyita waktuku. Seandainya dia tahu aku bersama Ludy apakah dia tidak berpikir bahwa kelak akan saling menyakiti. Aku mereka-reka siapa kiranya yang mengirimi aku surat misterius. Mungkin Ludy? Tapi aku lihat tidak sedikitpun dia salah tingkah bersamaku. Seharusnya kalau dia, pasti akan bertanya apakah suratnya telah aku baca? Dia tetap Ludy, malaikat tak bersayap yang dikirim Tuhan untuk menyempurnakan hidupku.

#bersambung#

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow...hanyutttt

06 Apr
Balas

Biar stay di rumah penuh cinta...semoga sehat selalu bunda...salam literasi

06 Apr

Kamu memang yang kerap membuatku melayang, lelaki yang kutak tahu siapa.

06 Apr
Balas

Keren Bun, cuma kecepetan ngetiknya, ada yang salah ketik saya juga sama, Bun sering seperti itu. Ingatkan pula yadari: Pengamgumu yang merinduSukses selalu

06 Apr
Balas

Terima kasih bunda sayang atas semua koreksinya...masukan.untuk saya yang sering menemukan kesalahan tulisan orang lain tapi untuk tulisan sendiri masih belepotan..salam sayang dari Bondowoso

14 Apr

Buk Enge tulisannya keren2, saya suka

06 Apr
Balas

Terima kasih penghargaannya bapak telah berkenan singgah ke tulisan saya..semoga bapak selalu sehat..salam literasi

06 Apr

Jadi pingin jatuh cinta

06 Apr
Balas

Merasa paling cantik ya bunda ...salam literasi

06 Apr

Klo dulu yg ditunggu pak pos kalau saat ini yg kutunggu karyamu ccaaanntiik.....

06 Apr
Balas

Terima kasih bunda sayang

06 Apr



search

New Post